60MENIT.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak generasi muda untuk memanfaatkan momentum baik. Mengingat, Indonesia sedang mendapatkan angin segar dengan berbagai sorotan positif dari beberapa negara dunia.
Misalnya, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Saat ini, Indonesia berada di peringkat 16 di antara negara-negara G20.
Bahkan, Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah pertemuan forum internasional G20 tahun 2022 atau presidensi G20. Oleh karena itu, para generasi muda harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat negara lain terkesan.
Hal ini dikatakan oleh Ridwan Kamil saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam acara Y20 Alumni Gala Dinner di Tugu Kunstring Paleis, Jakarta, Sabtu (29/1/2022).
"Jadi momentumnya sekarang, kita diberikan kepercayaan untuk menjadi presidensi G20. Pulang dari Indonesia dunia harus _impresed_dengan kita," kata Ridwan Kamil.
Apalagi, Indonesia juga memiliki bonus demografi yang bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bonus demografi ini karena sebagian besar penduduk Indonesia memiliki usia produktif atau kerja.
"Ekonomi kita kuasai tapi harus cari teman jangan eksklusif dengan habitatnya sendiri yang terbatas. Di tahun-tahun itu Indonesia anak mudanya hampir 70 persen dari 300 juta semuanya kerja. Itukan jadi mesin," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Meskipun begitu kata Ridwan Kamil, ada banyak tantangan berat yang menanti generasi muda Indonesia ini. Tantangan pertama adalah terkait dengan isu pemanasan global atau global warming.
"Jadi ini momentum yang baik. Walaupun kita sedang diinterupsi dengan disrupsi. Disrupsi kita ini, saya lihat dan akan menjadi pekerjaan rumah (PR) para pemuda-pemuda calon pemimpin minimal tiga. Satu Global warming berdampak pada green economy," jelas Kang Emil.
Yang kedua adalah tantangan atau disrupsi digital. Pemda Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki program desa digital untuk merespon disrupsi ini.
Kemudian tantangan yang ketiga adalah disrupsi akibat pandemi COVID-19. Menurut Ridwan Kamil, adanya pandemi COVID-19 ini mengubah tatanan hidup atau gaya masyarakat.
"Kedua adalah disrupsi digital. Saya punya desa jadi harus inklusif si digital itu maka saya buat desa digital untuk mempersiapkan (menghadapi disrupsi digital). Ketiga adalah disrupsi COVID-19. Mengubah lifestyle kita," jelasnya.
(Taupik)