-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Sektor 21: Alenatex Bangun IPAL Dilahan Seluas 4.000 m2 Demi Dukung Pemerintah

60menit.com
Jumat, 01 Maret 2019



BANDUNG, 60MENIT.COM - Jum'at (01/03/2019) Dansektor 21 Satgas Citarum harum Kolonel Inf Yusep Sudrajat hari ini adakan kunjungan ke PT. Alenatex yang berlokasi di Jalan Moch Toha No.147 KM 6,1 Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Pada kesempatan ini Dansektor bersama dengan jajaran Direksi PT. Alenatex, relawan LSM PMPR Indonesia serta beberapa awak media baik online, cetak maupun televisi, terlebih dahulu melihat lokasi yang sedang dibuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di lahan seluas 4.000 m2

Saat ditemui awak media, Kolonel Yusep Sudrajat mengatakan," Kita sektor 21 tidak akan bosan dan capai untuk mendorong dan memacu semua pabrik-pabrik yang berada di wilayah tugas kami untuk mengelola limbahnya dengan baik".

Kol. Inf. Yusep Sudrajat (Dansektor 21)
"Hari ini Tanggal 1 Maret 2019, kita melihat perkembangan dan kemajuan pembuatan IPAL yang dilakukan oleh PT Alenatex yang berada di Jalan Mochamad Toha KM 6,1. Di perusahaan ini, ada pekerja sekitar 1000 orang, menghasilkan produksinya kurang lebih 800 ribu yard perbulan serta limbah yang dihasilkan kurang lebih 1.500 meter kubik perhari", jelas Dansekor

Sedangkan selama ini, lanjut Kolonel Yusep, perusahaan membuang limbahnya ke PT. MCAB Cisirung (IPAL Komunal). Sementara seperti yang kita ketahui, saat ini IPAL komunal hanya mampu menampung kurang lebih 10 sampai 15 ribu kubik perhari.  Sedang pabrik yang masuk kesana, ada sekitar 25-an dan saat ini mungkin tinggal 22 karena sudah ada yang keluar. Oleh karena itu tidak mungkin pabrik-pabrik bisa berproduksi standar, sehingga banyak pabrik yang menurunkan produksinya yang salah satunya adalah Alenatex ini".

"Dengan dasar tersebut dan niat yang baik, PT. Alenatex ini ingin mengolah IPAL dengan baik serta dalam rangka meningkatkan produksinya. Maka pabrik yang dipimpin oleh pak Ronny ini, membangun IPAL di lahan seluas 4.000 m2. Dimana nantinya IPAL ini akan menampung kurang lebih 5.000 m3 limbah, sehingga ada perbedaan yang sangat tinggi dan jauh yang biasanya limbah 1.500 untuk dibuang keluar, sekarang membuat IPAL yang dapat menampung 5.000 m3. Sehingga ada cadangan yang sangat besar, dan apabila nanti perusahaan menaikan produksinya sudah tidak lagi bermasalah", ungkap Kolonel Yusep

Selain itu, lanjutnya lagi, biaya pembangunan ini setelah kita tahu dari pemilik perusahaan, mencapai 15 milyar rupiah. Kita sebagai Satgas sangat mengapresiasi sekali kepada PT. Alenatex ini. Itikadnya sangat luar biasa, sehingga kita berharap ini dapat memacu kepada pabrik-pabrik lain yang mengeluarkan limbah di sektor 21 umumnya untuk di wilayah Jabar, untuk berbuat sama seperti PT ini dengan melakukan yang terbaik untuk anak cucu kita generasi yang akan datang".

"Yang sudah berlalu ya sudah, 10 atau 20 tahun yang telah lewat seperti itu semua. Saat ini, mari kedepan kita bereskan, pesta sudah berakhir. Kini saatnya kita kembalikan lingkungan hidup kembali menjadi nyaman untuk ditinggali bagi warga Jawa Barat ini", pungkas Dansektor 21 Kolonel Yusep Sudrajat


Sementara itu dilokasi yang sama, Ronny selaku Pemilik PT. Alenatex menjelaskan kepada media bahwa pabrik miliknya yang berprosuksi 100% Polyster untuk produk lokal dan export ini, juga yang menghasilkan 20 sampai 30 ribu yard perhari sangat mendukung Program Citarum Harum.

Ronny (CEO Altex)
"Saat program digulirkan oleh pak Presiden Jokowi, saya rasa ini sudah waktunya kita berbuat sesuatu untuk lingkungan kita dan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik", kata Ronny saat di tanya media terkait motifasinya dalam membuat IPAL dengan biaya yang cukup mahal itu.

Saya harapkan untuk kedepannya, lanjut Ronny, saya rasa untuk perusahaan perusaahan khususnya yang ada di wilayah ini, untuk berfikir sama guna menjaga lingkungan lebih baik lagi".

"Saat ini memang saya buat IPAL di lahan seluas 4.000 m2 tersebut agar dapat menampung limbah yang lebih banyak, adapun pengolahanya dengan menggunakan System Biologi yang juga di tambah lamela untuk cadangan atau kombinasi apabila biologi tidak mampu bisa memakai kimia", terang Ronny

"Saya pikir sudah waktunya kita sebagai pengusaha untuk segera bertindak, berbuat sesuatu yang lebih demi lingkungan kita. Kita harapkan juga kerja samanya untuk membantu mendukung program Citarum harum yang telah dicanangkan pak Presiden Jokowi. Untuk target pengerjaannya sendiri, kira-kira selesai pada Bulan Juli tahun ini, dan saya rasa tidak ada ruginya karena ini untuk melihat masa depan", pungkas Ronny ( T.Pro)