BANDUNG, 60MENIT.COM - Terkait viral kasus video porno anak dengan perempuan dewasa serta paska kedatangan mentri PPPA (Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak) Yohana Yembise, membuat Deputi Perlindungan Anak Dari Kekerasan Dan Eksploitasi menggelar kegiatan Focus Group Discusion Pencegahan Dan Perlindungan Anak, Selasa, (16/01/2018) di lantai 3 Aula Bappeda Jabar, jalan Ir.H. Djuanda, Bandung
Dalam kegiatan tersebut dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Ormas, perangkat daerah, TP-PKK, Tenaga Pendidik, Lurah, Babinsa dan Satpol PP.
Adapun dalam sesi tanya jawab, para peserta saling melakukan klarifikasi dan pertanyaan yang sama sama berupaya menyepakati solusi pencegahan kekerasan pada anak dan perempuan.
Seperti Dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung Dedi Sopandi bahwa sangat salah jika Kota Bandung tidak memiliki upaya pencegahan atas membendung masalah tentang perempuan dan anak. Karena menurutnya kami datang langsung ke lapangam di kawasan kiara condong dimana korban dan keluarganya tinggal sebelum terjadinya kasus video porno.
Bahkan, Dedi ungkapkan keluarga tersebut sering kami ajak untuk memahami pentingnya pengasuhan anak yang baik dan cara usaha lewat permodalan program melati yang ada di kota Bandung.
Sampai saat inipun, kota Bandung lewat Wali Kota akan bekerja keras dalam rangka mebenahi kawasan pinggir rel kereta api yang dimiliki PT. KAI untuk dibenahi agar tidak liar.
Jadi kami berpikir, " biarkan saja penilaan dari kementrian tentang Bandung belum layak sebagai kota ramah anak. Karena kita melakukan langkah kongkrit", terang Dedi.
Keterangan Dedi, langsung ditanggapi Pribudiarta Nur Sitepu, Sekretaris Kementerian PPPA usai acara mengatakan sesuai data yang ada di kawasan tersebut harus tetap dalam pengawasan. karena takut keluarga lainnya memberlakukan kejahatan terhadap anakyang sama.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Ormas, perangkat daerah, TP-PKK, Tenaga Pendidik, Lurah, Babinsa dan Satpol PP.
Adapun dalam sesi tanya jawab, para peserta saling melakukan klarifikasi dan pertanyaan yang sama sama berupaya menyepakati solusi pencegahan kekerasan pada anak dan perempuan.
Seperti Dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung Dedi Sopandi bahwa sangat salah jika Kota Bandung tidak memiliki upaya pencegahan atas membendung masalah tentang perempuan dan anak. Karena menurutnya kami datang langsung ke lapangam di kawasan kiara condong dimana korban dan keluarganya tinggal sebelum terjadinya kasus video porno.
Bahkan, Dedi ungkapkan keluarga tersebut sering kami ajak untuk memahami pentingnya pengasuhan anak yang baik dan cara usaha lewat permodalan program melati yang ada di kota Bandung.
Sampai saat inipun, kota Bandung lewat Wali Kota akan bekerja keras dalam rangka mebenahi kawasan pinggir rel kereta api yang dimiliki PT. KAI untuk dibenahi agar tidak liar.
Jadi kami berpikir, " biarkan saja penilaan dari kementrian tentang Bandung belum layak sebagai kota ramah anak. Karena kita melakukan langkah kongkrit", terang Dedi.
Keterangan Dedi, langsung ditanggapi Pribudiarta Nur Sitepu, Sekretaris Kementerian PPPA usai acara mengatakan sesuai data yang ada di kawasan tersebut harus tetap dalam pengawasan. karena takut keluarga lainnya memberlakukan kejahatan terhadap anakyang sama.

Senada dikatakan Rini Nasution Manager Save The Children menuturkan program pemerintah sudah sangat bagus. Karena masalah anak tidak bisa selesai oleh masyarakat tingkat nasional dan daerah, tapi ini perlu sinergi kuat sesuai fungsi masyarakatnya masing masing.
"Sebetulnya dengan pendekatan orang tua di dalam keluarga akan mengikis kejahatan terhadap anak, jadi jangan saling menyalahkan," ucap Rini.

Begitu juga kata Petrina perwakilan Forum Anak Kota Bandung dari SMP 11 Bandung berharap pemerintah dan swasta berkomitmen mengurus anak dengan pendekatan yang berbeda, harapnya. (Jajat S)